Karangan Singkat Penggunaan Bahasa Indonesia di Masyarakat / Keluarga

Di suatu hari yang cerah dan panas, ada sebuah keluarga tinggal di suatu perumahan sederhana. Tinggallah seorang gadis bernama Silva yang sangat pendiam bersama dengan seorang adik laki-laki bernama Rio dan kedua orang tuanya.  Ibunya adalah seseorang yang sangat suka berbicara. Suatu pagi, saat  Silva bersiap-siap untuk berangkat sekolah, Ia pamit pada ibunya dengan mencium kedua pipi ibunya. Begitu pula dengan adiknya. Tetapi kepada ayahnya, mereka hanya mengucapkan kalimat “Pa, aku jalan dulu ya!”. Bagi keluarga mereka itu sudah hal yang biasa. Dan begitu juga ketika pulang, mereka sudah dibiasakan untung mengucapkan “Siang, Ma” atau “Sore, Ma”, tergantung kapan mereka pulang. Tetapi jarang sekali terjadi komunikasi yang berarti antara anak dan orang tua.

Pada malam harinya mereka biasa berkumpul saat makan malam. Di sini sang ibu lah biasa melontarkan candaan. “Bagaimana kabarnya si itu, tadi SMS ga?” tanya ibu pada Silva. Karena Silva tidak merasa senang dengan  pertanyaan candaan ibunya itu, dia hanya diam saja melanjutkan makannya. Setelah mereka sekeluarga selesai makan. Ssang ibu mulai lagi candaannya “Ahh… udah bosen kali dia SMS-an terus tiap hari, udah ga ada omongan lagi”. Silva masih diam saja menahan rasa kesalnya. Dia di sini adalah seorang teman laki-laki yang dekat dengan Silva sekarang ini. Kemudian, lagi-lagi sang ibu menggodanya, katanya “Udah putusin aja, ngapain ladenin orang kayak gitu, dunia ga sedaun kelor”. Kata Silva dalam hati, “Hiiihh, nyebelin banget sih, apaan sih, pacar juga bukan. Ya walaupun itu harapanku.”. Selalu seperti itu tiap kali sang ibu bicara. Silva diam saja. Bahkan saat  tidur ditemani sang ibu pun, ia bercerita tentang kejadian-kejadian masa mudanya, tetapi Silva diam saja. Silva menyimpan semuanya dalam hatinya. Sejak dulu ibunya selalu berbuat dan berkata sesuatu yang tidak sedap didengar olehnya. Itu yang membuatnya tidak mau tahu apa yang dilakukan maupun dikatakan ibunya.

Keesokkan harinya saat Silva pulang sekolah, dia cepat-cepat mandi dan berpakaian rapi. Ibu bertanya dengan nada tinggi, “Mau kemana lagi kamu?”.  “Mau pergi ke ultah temanku”, jawab Silva dengan nada tinggi agak kesal. Ibunya bertanya lagi, “Sama siapa perginya, di rumah siapa? sama siapa aja? Awas ya bohong”. Silva makin kesal, katanya “Ahh elah, sama temenku pokoknya. Berisik banget sih”. Ibunya terus bicara dengan nada tinggi, Silva hanya diam dan pergi begitu saja saat temannya datang menjemput dan membanting pintu karena kesal. “Jadi orang kok negatif aja pikirannya.” katanya dalam hati.

Sepulangnya dari pesta ulang tahun temannya, Silva membersihkan diri kemudian menyalakan komputernya dan menggunakan internet. Tidak lama kemudian, orang tuanya bertengkar tepat di sampingnya tanpa mempedulikan kehadirannya. Keduanya tidak mau mengalah, terutama sang ibu yang selalu ingin dibenarkan. Silva dan adiknya sangat pusing mendengar pertengakaran orang tua mereka. Adiknya berteriak “Berisik banget sih lu pada.”, saking kesal dan bosannya dia mendengar orang tuanya yang selalu bertengkar. Silva hanya bisa diam saja menahan semua kekesalannya. Entah sampai kapan ini akan berlanjut, pikir Silva.

Begitulah keseharian keluarga mereka. Keluarga yang sangat kurang komunikasi. Keluarga yang seharusnya selalu menjadi wadah komunikasi, malah tidak bisa menjadi tempat terbaik untuk menyalurkan keinginan untuk berkomunikasi satu dengan yang lain.

One thought on “Karangan Singkat Penggunaan Bahasa Indonesia di Masyarakat / Keluarga

Leave a reply to hengus2013 Cancel reply